Our Trying to Conceive (TTC) Journey – Started

Halo, melalui blog ini saya ingin sekali berbagi cerita dengan teman-teman yang juga sedang berjuang untuk mendapatkan buah hati.. HEY GUYS, YOU’RE NOT ALONE!

***

2019 – 2020

Saya dan suami menikah pada bulan Maret 2019. Kami memang tidak pernah menunda-nunda untuk punya anak. Santai dan dijalani saja, namun tetap ikhtiar. Belum genap setahun menikah, ibu dan mama (mertua) menyarankan untuk cek ke dokter karena saya belum hamil juga. Maklum beliau sudah tidak sabar untuk menimang cucu dari kami, apalagi suami adalah anak pertama yang artinya kelak nanti anak kami akan menjadi cucu pertama juga untuk mertua saya.

Saat itu kami keberatan, karena kami merasa kenapa sih harus diburu-buru? kami pun sudah berusaha, tapi ya memang belum dikasih rejeki dari tuhan gimana dong? toh usia pernikahan kami pun saat itu baru saja genap 6 bulan, kami membandingkan dengan yang lain yang usia pernihakannya sudah lebih lama dari kami dan masih belum juga dikaruniai buah hati. Kami masih menikmati kebersamaan berdua, kami juga masih saling meraba persamaan dan perbedaan kami. Sebenarnya, kami juga memang sudah merencanakan untuk Trying to Conceive (TCC) a.k.a Program Hamil (Promil) kok, tapi nanti jika usia pernikahan kami sudah setahun.

… Kemudian semua yang kami sudah rencanakan sedemikian rupa menjadi terasa sia-sia.

Semenjak itu hari-hari kami pun menjadi berbeda, khusus nya saya sebagai seorang wanita. Saya menjadi lebih sensitif setiap kali ada yang bertanya “kapan hamil? kok belum hamil? bla bla bla..” kadang saya sedih ketika menstruasi, yang artinya adalah usaha kami untuk memiliki buah hati gagal lagi. Belum lagi ditambah intervensi dari external yang bikin tambah stress. Sampai saya berfikir, “kenapa saya begini? apa memang saya sangat ingin hamil dari hati atau ini hanya pelampiasan saya ingin cepat-cepat hamil agar semua orang diam?” ya begitu lah, i know you know what i mean right?.

Setiap orang yang menikah pasti punya harapan yang sama. Nikah, terus ngga lama kemudian hamil, melahirkan. Kita happy, orang tua happy, mertua happy, semua happy.. IDEAL ~

Tapi pada kenyataan nya adalah manusia hanya bisa merencakan, tapi tetap tuhan yang menentukan *NO DEBATE*

Tahun 2020 bagi saya dan suami sangat begitu challenging, dan saya mulai berdamai dengan diri sendiri terkait kehamilan di akhir tahun lalu, tepat nya di bulan September. Saat itu pertama kali nya saya memberanikan diri ke dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) a.k.a dokter kandungan sendirian, iya S-E-N-D-I-R-I-A-N! (saat itu suami sedang medical check-up di RS yang sama, ketika saya menunggu suami tiba-tiba ide itu muncul begitu saja).

Di dalam ruangan saya duduk dihadapan Obgyn dan saya ga tau apa yang ingin saya tanyakan (sama sekali ngga ada persiapan). Obgyn saya saat itu adalah dr. Katrina Puspita, Sp.OG di RS Hermina Daan Mogot, beliau tanya tentang jadwal menstruasi terakhir kapan? teratur apa nggak? sudah menikah berapa lama? dsb.. lalu saya di USG Transvaginal, and everything is OKAY! alhamdulillah ~ dr. Katrina memberitahu saya untuk tenang dan ngga perlu khawatir, kondisi rahim saya sehat hanya saja dinding rahim saya menebal karena sebentar lagi adalah jadwal saya menstruasi.

dr. Katrina juga bilang kalau hamil itu harus dipersiapkan, hamil itu banyak yang harus dipikirkan, jangan stress hanya karena banyak orang yang tanya kapan hamil.. yang menjalani kan kita, jadi omongan orang ngga usah dipikirkan, karena stress adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu kesuburan (fertility).

dr. Katrina pun memberikan beberapa tips dan mengingatkan saya untuk selanjutnya jika berkunjung ke Obgyn lagi sebaiknya bersama suami, agar bisa konsultasi dan check bersama.

Perlu disepakati, ketika ada sepasang suami istri yang belum mempunyai buah hati, sebaiknya kedua belah pihak harus diperiksa secara bersamaan, jadi bukan hanya istri nya saja. Karena ketidak suburan (infertility) juga bisa dialami oleh suami.

***

2021

Tepat di awal tahun 2021, saya dan suami memulai perjalanan TTC kami setelah sekitar 1,5 tahun kami menikah.

Apa yang harus dilakukan selama TTC?

1. Berhubungan Seks Secara Rutin dengan suami 

Yang dimaksud dengan berhubungan secara rutin adalah minimal 2-3 kali dalam seminggu, karena sperma terbaik tersimpan 2-7 hari. Oleh karena itu,  pasangan yang sedang TTC justru tidak disarankan berhubungan seks setiap hari. Sebab, kualitas sperma dianggap masih buruk dan memengaruhi proses pembuahan.

2. Berhubungan Seks di Masa Subur 

Agar chance keberhasilan pembuahan semakin tinggi, sebaiknya berhubungan seks dilalukan pada masa subur. Jadi, kapan masa subur wanita? Masa subur wanita berkisar di sekitar waktu ovulasi, kira-kira lima hari sebelum ovulasi terjadi. Umumnya, masa subur wanita adalah 12–16 hari sebelum masa haid berikutnya. Dalam kata lain, rata-rata wanita mengalami masa subur di antara hari ke-10 hingga hari ke-17 setelah hari pertama haid terakhir. Hal tersebut berlaku bagi wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari. Namun, siklus setiap wanita berbeda. Untuk mempelajari dan menghitung nya bisa dicek disini -> Menghitung Masa Subur Wanita.

3. Konsumsi Makanan Yang Sehat sebagai Penunjang TTC

Supaya TTC sukses, ada upaya yang dilakukan dari luar maupun dari dalam tubuh. Contohnya, kita harus memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh karena kesehatan sel telur perempuan juga ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi. Protein dan Karbohidrat harus seimbang, Vitamin, Mineral, Lemak, Asam Folat juga perlu diperhatikan.

4. Konsultasi ke Dokter

Ternyata, ke dokter ini PENTING! Kenapa? Karena kalau ngga ke dokter, kita ngga akan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuh kita. Tujuan kita ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lengkap. Program hamil ke dokter ini akan membantu kita memastikan bahwa tubuh kita sehat dan sudah bisa memenuhi syarat-syarat untuk terjadinya kehamilan. Sehingga kita ketika ada yang tidak beres dalam tubuh kita bisa segera diketahui dan ditanganin dengan baik.

So, that’s the story.. I decided to write blog about my TTC journey, because I know there are so many out there who are struggling – PRAY FOR US!

Cheers!

TDS

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Threads
Share on WhatsApp
Related posts
Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment